Senin, 06 Mei 2013

Cloud Computing dalam Dunia Pendidikan


Apa itu Cloud Computing?

Komputasi awan (bahasa Inggris: cloud computing) adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer ('komputasi') dan pengembangan berbasis Internet ('awan'). Awan (cloud) adalah metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer. Sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer tersebut, awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya. Ia adalah suatu metoda komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan (as a service), sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet ("di dalam awan") tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya. Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasi IEEE Internet Computing "Cloud Computing adalah suatu paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain."

Komputasi awan adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS, Web 2.0, dan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum secara daring yang diakses melalui suatupenjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server. Komputasi awan saat ini merupakan trend teknologi terbaru, dan contoh bentuk pengembangan dari teknologi Cloud Computing ini adalah iCloud.



Kalau kita simak di Indonesia ada 3 kendala besar di bidang pendidikan:


  1. Jumlah kursi yang tersedia atau daya tampung sekolah baik dari SD sampai perguruan tinggi adalah sangat jauh dari kebutuhan yang ada.
  2. Kemampuan ekonomi yang sangat lemah karena masih banyak keluarga yang hidup berkekurangan sehingga tidak mampu menyekolahkan anak anak mereka di sekolah yang bermutu.
  3. Kekurangan tenaga guru yang berkwalitas.


Dengan cloud computing ketiga hal tersebut akan teratasi.  Dengan Cloud Education atau Cloud Campus maka siswa bisa mengikuti pelajaran tanpa harus datang ke sekolah tetapi bisa secara remote lewat internet. Sehingga jumlah peserta per-satu kelas bisa menjadi tidak terbatas seperti umumnya pendidikan yang membutuhkan ruangan secara fisik.

Dengan demikian untuk masalah yang kedua juga menjadi teratasi karena biaya penyelenggaraan pendidikan jadi jauh lebih murah.  Ditambah lagi dengan pemakaian ebook sebagai sumber pustaka sehingga bisa diberikan secara gratis kepada para siswa.  Microsoft baru saja menginvestasikan US$300 juta untuk ebook.

Cloud Computing juga memungkinkan instruktur untuk mengajar dari jarak jauh tanpa harus hadir ke satu lokasi tertentu atau kelas sehingga kita bisa mempunyai para instruktur berbobot dari manca negara.

Salah satu contoh Cloud Computing dalam dunia pendidikan adalah kerjasama Microsoft dengan PesonaEdu iLearning untuk mengajarkan pendidikan tentang teknologi awan (Cloud) di Sekolah. Sekolah sebagai tempat menempa siswa - dalam mempersiapkan masa depan mereka. PesonaEdu ilearning adalah Lembaga Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang melayani Pendidikan TIK bagi dunia pendidikan. Microsoft sebagai salah satu penyedia Cloud memiliki produk-produk yang lengkap. Dari mulai Cloud untuk infrastructure sampai Cloud untuk collaboration.

Salah satu teknologi Cloud untuk collaboration yang dimiliki Microsoft adalah Live@EDU. Microsoft Live@Edu adalah sebuah teknologi kolaborasi berbasis Cloud untuk institusi pendidikan yang didalamnya terdapat e-mail, online storage, dan office web App. Dengan menggunakan live@edu, sekolah dapat memiliki e-mail dengan domain sekolah itu sendiri tanpa harus melakukan konfigurasi sendiri disisi server. Selain itu, tiap siswa akan mendapatkan e-mail dengan ukuran 10 GB, penyimpanan online dengan kapasitas 25 GB dan juga Office web app yang bisa diakses dari/ke manapun dan kapanpun tanpa harus menginstall aplikasi tertentu, cukup menggunakan web browser.



Dengan adanya kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan competitiveness pendidikan TIK di indonesia dan siswa indonesia pada khususnya. Sehingga siswa tidak hanya mengenal perangkat lunak seperti Microsoft Windows dan Office saja, tetapi juga mengerti akan manfaat dan kegunaan teknologi Cloud sebagai media layanan yang dapat digunakan sehari-hari. Selain itu akses ke situs Dreamspark membuka kesempatan kepada siswa – siswi Indonesia untuk menjadi produsen teknologi bukan menjadi consumer teknologi. Karena aplikasi yang disediakan dalam situs Dreamspark merupakan aplikasi pembantu untuk menciptakan aplikasi baru, bukan aplikasi pemakai (End User).

Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Komputasi_awan
http://www.purwadhikapress.com/manfaat-cloud-computing-untuk-dunia-pendidikan.html
http://tiezdimas.blogspot.com/2012/06/cloud-computing-pada-bidang-pendidikan.html